Thursday, January 29, 2015

Leo Si Cina Arab

Gue yang hobi telat masuk kantor sudah menjadi bintang laga dikalangan pemirsa lantai 24.
Gimana enggak mau dikatain bintang laga kalau gue sukanya lari-larian dateng ke cubicle gue dengan tas kebuka setengah, tumbler coffee ditangan kanan, name tag dan kunci mobil ditangan kiri, serta blazer yang masih mengantung dramatis disela-sela tas gue sambil lari-lari ala pelari marathon profesional.

Hari itu gue nggak tau kalau ternyata bakalan ada new team joining dilantai 24. Tempat duduk mereka itu persis didepan pintu masuk dan tempat duduk gue itu disebelah kanan pintu masuk. Dengan tekat bulat untuk tidak telat pada hari itu, gue malah telat. Itu kali ketiga gue telat masuk kantor dalam satu minggu. The new record has been made by me. Gue dobrak pintu kaca depan ruangan gue dan seisi ruangan pula sukses kaget dan perhatian pun tertuju pada kehadiran gue. Yang gue liat suma satu, sesosok lelaki idaman gue beberapa hari belakangan ini. Matanya tertuju pada mata gue. Senyum renyahnya seolah berbicara "selamat siang ?". Gue pun cuma bisa nyengir lebar seraya diiringi tepuk tangan gemuruh dari pemirsa setia.
"Shit, I was over slept and now there are new members joining you guys saw my performance (baca: adegan dobrak pintu)", gue mumbling ketemen sebelah gue. "Lagian sih pake acara dobrak pintu, dramatis banget tau gak kesannya …" Sansan nyeletuk dari balik cubicles sambil ngelongos pergi. Drama !!!!

Gue masih penasaran sama sosok lelaki baru ini. Dari umurnya sih kira-kira nggak jauh dari gue, ya beda 1-3 tahun lah. Berkacamata dengan brewok alami di mukanya berhasil membuat siapa saja yang melihat dia akan tersenyum. Mukanya polos banget. Senyumnya renyah. Matanya teduh tapi tajam. Lengannya pas, bentuknya alami, bukan kaya Pascal atau Arlan yang besar hasil ngegym ditempat mahal. Proposi pantatnya pas. Diselimuti sama celana berbahan chinos yang menawarkan pemandangan indah buat gue. Jarang-jarang gue menemukan sesosok laki-laki dengan sexual appeal yang begitu luar biasa kaya dia. Ya bisa dibilang gue ini orangnya pemilih dan gak pernah berfikiran sejorok ini sebelumnya dengan siapapun. Mungkin perubahan hormon kali ya, hormon sexual gue yang lagi diubun-ubun kepala. First world problem being a single, gak punya siapa-siapa untuk memuaskan hasrat sexual kecuali tangan sendiri. Hihihi. Bodo ah, prinsip gue adalah gak boleh sleeping around kaya homo murahan *no offense* yang sukanya nongkrong di gym kelas kakap, tapi gak angkat-angkat beban melainkan diem didalem sauna berharap dapet segenggam daging untuk bisa dinikmati. Ewwhh gross. Ya gue biasa nyebut mereka itu dengan nama dipers a.k.a dick predators. Hahaha gue pernah punya pengalaman buruk dengan dipers ini. Gue masuk sauna duluan, gak lama sesosok binan berbadan really hunky tapi alis ngalahin Krisdayanti masuk duduk disebrang gue. Mukanya sumpah jutek banget. Kaya gak seneng sama kehadiran gue disitu but bitch please you don't own this sauna so you better to fix your face expression before my nails scratch your face. Hihi maklumin ya binan single gak bisa diajak ribut dikit langsung mau cat fight aja bawaannya. But then, another lelaki berumur sekitar 35 tahunan yang memiliki ras barat masuk dengan hanya menggunakan celana gymnya tanpa handuk. Badannya bagus, bulu-bulunya menggoda iman, mukanya ganteng, rambutnya khas classic wet slick back dengan ekspresi muka yang ramah. Sesosok bule ini mampu mencairkan muka jutek sang binan dan merubahnya jadi binan centil yang haus akan perhatian. Tapi sang bule justru malah ngajakin gue ngobrol dengan nanyain dimana gue mendapatkan nike fuel bracelet yang gue pake pada saat itu. Ya gue bilang aja order dari Amrik as at that time emang belom keluar di Asia. Setelah lima belas menit berlalu, gue keluar dari sauna untuk mendinginkan badan. Gak lama sang bule pun keluar sambil sedikit lari kearah shower dan cepet-cepet ngilang kearah locker room. I am wondering why but who cares. Gue masuk lagi ke dalem sauna dan gua melihat tuh binan lagi benerin handuknya. Raut muka wajah si dipers mulai ditekuk asem lagi. Eh gila ye, emang dasar predator. Gue yang keabisan sabar mulai angkat bicara. "Do you mind ?", sambil nunjuk muka gue yang udah pasang muka songong. Si dipers angkat alis satu oktaf. Gue makin kesel, "yes, do you mind your attitude, this sauna is for share ...". Dia jawab, "what is your problem ?". Gue yang kesel bin gahar langsung ketus bilang, "your face expression is my problem, I smell fishy on your face. So you better fix your attitude or I will kick your face with my barefoot." Dia diem terus keluar sauna sambil ngomel-ngomel nggak jelas. Hahaha percaya nggak percaya gue bisa ngomong kaya gitu tapi ya at least berhasil bikin itu binan gak jelas cabut dari waktu saunaan gue.

Back to topic.

Ya, lambat laun. Seiring dengan berjalannya waktu, gue mulai mengenal sosok lelaki pujaan hati gue ini.
Namanya Kamal, anak pertama dari tiga bersaudara. Besar di Kuala Lumpur dan mengeyam pendidikan di Inggris. Udah punya pacar seorang perempuan cantik keturunan eropa cina yang bekerja sebagai pramugari maskapai penerbangan ternama dunia. DAN GUE PATAH HATI !!!

No comments:

Post a Comment