Saturday, October 18, 2014

It Comes Twice

Do you believe in love at the first sight comes twice ? I do believe on it.

August through September workloads were instantly insane. I have to do the mid year reports, auditing and meeting almost in every week. Jetting to Singapore, Jakarta and Philippine. Got the chance to meet very successful men in their very early age. Handsome and confident. Nice hair, high end fashion suits, expensive perfume, global minded and happily MARRIED !
Eh tunggu, beneran married apa gimana sih ? Iya, mereka rata-rata udah punya anak dua. Ih cemburu banget gak sih sama istri-istri mereka ? Hahaha, hush, ngaur banget ini otak.
Well, ketika semuanya selesai, gue dihadapkan dengan realita yang sebenarnya. Gue adalah cong yang kembali single. Kembali ke pasaran yang kejamnya minta ampun. Kembali iseng download app yang gak penting. Kembali mengarungi kehidupan yang gue sendiri nggak tau apa itu.

Living in Malaysia never been so hard like this. Sure, after Pascal and I broke up, Arlan and I broke up, I just can't live a life like this. I deserve something nice. So I decided to have some "me" time doing retail therapy. Jujur, udah lama banget gue nggak belanja. Beberapa bulan sebelum gue putus sama Pascal, gue lebih memilih untuk beli perabot rumah dari pada beli baju dan selama gue pacaran sama Arlan pun sama, gue lebih milih untuk belanja alat-alat rumah tangga dibandingkan ngisi lemari gue sendiri with something good.

Gue dari siang udah muter-muter Star Hill. Keluar masuk Kenzo, nyoba ini itu di Leo, beli kaos di McQueen, cuss ke Pavilion buat nyari all fresh Nudie Jeans. Pokoknya gue menghadiahi diri sendiri like today is my birthday. Okay, Gue tau ini out of my limit but I deserves it.

Keesokan pagi harinya. Ketika entah apa yang sedang terjadi di jalanan ibu kota Malaysia ini, gue dihadapkan dengan kemacetan yang bikin gue geleng-geleng kepala. Monday, everyone seems to have the same problem as mine. Gue mencoba untuk mendengarkan musik sembari mulai menyalakan rokok ketiga pagi ini. Kemacetan yang nggak masuk akal itu sukses membuat gue telat masuk kantor. Dengan segala daya dan upaya yang tersisa, gue sukses untuk memarkirkan mobil gue di pelataran parkiran depan kantor. Yes bitch, I pay a good money for the spot !! God, how bless I am. Haha. Dengan kesibukan gue yang melebihi rata-rata, gue nggak sadar kalau ternyata Sansan udah nggak ada di cubiclenya. Kemanakah dia ? Gue mulai bertanya-tanya. I asked few of my fellow mates and they said he is on leave for two weeks. Two fucking weeks without saying a thing to me ? Ya mudah-mudahan aja dia selamet sampai entah dimana tujuan berliburnya. Gue gak kepengen sumpah serapah gue dikabulkan sama Tuhan ketika pertama kalai gue find out dia lagi cuti panjang.

Dan gue yang single ini kemudian menjadi cong yang kuat dengan ngeroko sendirian di basement kantor untuk ngehindari Arlan yang biasanya ngeroko di lobby kantor. Gue bisa ngehabisin dua sampai tiga batang rokok sembari ngelamun. Mikirin kenapa dan apa yang akan terjadi sama gue. Deep down inside gue yakin kalau semuanya akan baik-baik aja, I just have to let it go and just peace with it. Dan seketika itu pula, gue melihat sesosok laki-laki dengan senyum yang mempesona. Kita saling pandang untuk beberapa saat yang sukses ngebuat gue salah tingkan binti mati gaya. I don't know what to do or how to react. He just simple smile at me as he passed by my vision. Dada gue tiba-tiba tersa sesak. Persis apa yang gue rasain ketika gue ngeliat Pascal waktu masa orientasi siswa kampus dulu. Laki-laki straight yang cuek dengan bajunya yang berantakan, rambut pendek hasil potongan salon ala ala, wangi badan yang semeriwing dicampur sama bau badannya, rokok ditangan kanan dan a grande cup of Starbucks ditangan kirinya. He is the one, as I whispered silently. How could be ? I just know it. Love at the first sight do comes twice.

No comments:

Post a Comment